Oleh : Ign. Djoko Irianto
Seorang teman bertanya, apa makna membuat tanda salib dengan air suci ketika masuk gereja?
Seturut tradisi Gereja Katolik, kita menempatkan bejana-bejana air suci dekat pintu masuk gereja. Penempatan dan penggunaan air suci sesungguhnya berhubungan dengan praktek pentahiran (pembersihan diri) bangsa Yahudi dalam Perjanjian Lama. Kitab Imamat menjelaskan berbagai macam ritual pentahiran mempergunakan air untuk menghapus �kenajisan� tertentu, misalnya akibat menyentuh jenazah, haid, melahirkan atau terjangkit kusta (bdk. Imamat 12-15). Dalam tradisi bangsa Yahudi, orang juga membersihkan diri dengan air sebelum memasuki pelataran Bait Allah, memanjatkan doa dan mempersembahkan kurban, juga sebelum makan. Karena alasan inilah, dalam Balai Imam (area sebelum bangungan Bait Allah) ditempatkan bejana perunggu yang sangat besar berisi air. Di sini para imam membersihkan tangan serta kaki mereka sebelum mempersembahkan kurban di altar di dekatnya. Imam menyucikan diri sebelum memasuki Bait Allah, dan dari sana juga diambil air untuk keperluan pentahiran lainnya seperti ditetapkan dalam ritual-ritual bangsa Yahudi.
Kita membuat tanda salib dengan air suci ketika memasuki gereja karena tiga alasan, yaitu : sebagai tanda sesal atas dosa, sebagai perlindungan dari yang jahat dan sebagai tanda peringatan akan pembaptisan kita.
Pertama, air suci sebagai tanda sesal atas dosa. Sesal atas dosa digambarkan dengan membersihkan diri dengan air seperti dinyatakan dalam Mazmur 51: �Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar! Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku! Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju!� (3-4, 9). (Hisop adalah tumbuh-tumbuhan yang kecil, yang batang dan daunnya dipergunakan untuk memercikkan barang cair). Ingat juga bagaimana St. Yohanes Pembaptis memanggil semua orang untuk bertobat dengan menggunakan ritual membersihkan diri dengan air sebagai tanda sesal atas dosa dan penyucian diri.
Tindakan-tindakan ini dimasukkan dalam Misa kita. Dalam Ritus Tobat, salah satu cara menyatakan tobat adalah Asperges, yang terdiri dari Ritus Berkat dan Memerciki dengan Air Suci. Sementara imam berjalan melewati umat sambil memerciki mereka dengan air suci, umat biasanya memadahkan Asperges Me (= Percikilah Aku), yang disusun berdasarkan Mazmur 51. Bersama - sama, setiap jemaat menyatakan sesal dan tobat atas dosa.
Kedua, air suci melindungi kita dari yang jahat. Dalam doa pemberkatan air dalam ibadat, kita berdoa: �Tuhan, Allah yang Mahakuasa, pencipta segala yang hidup, baik tubuh maupun jiwa, kami mohon sudilah memberkati air ini, yang kami gunakan dalam iman untuk mengampuni dosa-dosa kami dan melindungi kami dari segala kelemahan dan kuasa jahat. Tuhan, karena belas kasihan-Mu berilah kami air hidup, yang senantiasa memancar sebagai mata air keselamatan; bebaskan kami, jiwa dan raga, dari segala mara bahaya, dan ijinkan kami menghadap hadirat-Mu dengan hati yang murni.�
Yang ketiga, air suci mengingatkan kita akan pembaptisan kita. Karena seruan kepada Tritunggal Mahakudus dan penuangan air suci, kita dibebaskan dari dosa asal dan dari segala dosa, dicurahi rahmat pengudusan, dipersatukan dalam Gereja, dan diberi gelar putera-puteri Allah. Dengan membuat Tanda Salib dengan air suci, kita disadarkan bahwa kita dipanggil untuk memperbaharui janji-janji baptis kita, yakni menolak setan, menolak segala karya-karyanya, serta mengaku syahadat iman kita. Sekali lagi, kita menyesali dosa - dosa kita, agar kita dapat memanjatkan doa-doa kita dan beribadat kepada Tuhan dengan hati murni dan penuh sesal. Seperti air dan darah yang mengalir dari Hati Yesus yang Mahakudus sementara Ia tergantung di atas kayu salib - yang melambangkan Sakramen Baptis dan Sakramen Ekaristi Kudus yang sungguh luar biasa. Tindakan mengambil air suci dan membuat Tanda Salib sebelum memasuki gereja mengingatkan kita akan Sakramen Baptis kita dan menyiapkan diri kita untuk menyambut Ekaristi Kudus.
Sumber : http://www.indocell.net/yesaya/id501.htm
Post a Comment