(Banjarmasin 05/12/2012) Gereja Katedral "Keluarga Kudus" Banjarmasin menjadi saksi bisu berbagai peristiwa bersejarah dalam hidup dan karya MGR W.J. Demarteau, MSF. Pun yang terjadi siang itu, Rabu, 5 Desember 2012, sejak pukul 11.00 Wita jenasah MGR. Demarteau, MSF disemayamkan di depan altar ruangan gereja. Pagi harinya pada pukul 07.10 Wita MGR. Demarteau menghembuskan nafas terakhir di ruang Dominikus 6 RS Suaka Insan Banjarmasin setelah menjalani perawatan kesehatan karena usia lanjut. Pemakaman akan dilaksanakan pada hari Sabtu, 8 Desember 2012 di Komplek Gereja Bunda Maria Banjarbaru diawali dengan Misa Requiem yang dimulai pada pukul 10.00 Wita.
Lima puluh delapan tahun silam, MGR. Demarteau juga menerima tahbisan sebagai Uskup Keuskupan Banjarmasin dalam usia yang relatif masih muda, yaitu 37 tahun di Gereja Katedral Banjarmasin. Pada masa itu jarang sekali ada uskup yang ditahbiskan dalam usia muda; dan pada jamannya peristiwa tersebut menunjukkan suatu kepercayaan besar Takhta Suci Vatikan kepada beliau.
Lima puluh delapan tahun silam, MGR. Demarteau juga menerima tahbisan sebagai Uskup Keuskupan Banjarmasin dalam usia yang relatif masih muda, yaitu 37 tahun di Gereja Katedral Banjarmasin. Pada masa itu jarang sekali ada uskup yang ditahbiskan dalam usia muda; dan pada jamannya peristiwa tersebut menunjukkan suatu kepercayaan besar Takhta Suci Vatikan kepada beliau.
Bila dihitung secara matematis, Uskup yang tetap sehat dan tampak bersemangat semasa hidupnya ini pada 24 Juli 2011 silam genap merayakan pesta syukur 70 tahun sebagai imam dan hampir 30 tahun lamanya beliau sebagai uskup aktif. Sejak pensiun sebagai Uskup Keuskupan Banjarmasin pada tanggal 23 Oktober 1983, beliau menjadi pastor rekan di Paroki Bunda Maria Banjarbaru, mendampingi tugas Pastor Johannes Wieggers, MSF.
Pada tanggal 7 Januari 1988, Pastor Wieggers meninggal dunia karena sebuah kecelakaan sepeda motor di Banjarmasin, dan akhirnya MGR. Demarteau menjadi pastor paroki Bunda Maria Banjarbaru.
Pada tanggal 2 Juli 1995 Br. Pius Geroda Issohone, MSF ditahbiskan sebagai imam MSF oleh MGR.F.X. Prajasuta, MSF dan langsung ditugaskan sebagai pastor paroki Banjarbaru. Selanjutnya MGR. Demarteau lebih fokus dalam tugasnya untuk membantu urusan arsip dan kronik Keuskupan Banjarmasin.
Pada tahun 1999, MGR. Demarteau cuti ke negeri Belanda selama + 3 bulan. Sepulang dari Belanda, MGR. Demarteau menghuni "Wisma Simeon" hingga sekarang. Dua orang pastor yang pernah tinggal bersamanya di Wisma Simeon adalah Pastor Stanis Wrzesniewski, MSF yang telah kembali ke Polandia, dan almarhum Pastor Gerardus Hendrikus Borst yang wafat pada tanggal 17 Mei 2007.
MGR. Demarteau diangkat sebagai Vikaris Apostolik pada tanggal 6 Januari 1954, yang mana selanjutnya pada tanggal 5 Mei 1954 beliau ditahbiskan menjadi Uskup Keuskupan Banjarmasin di Gereja Katedral "Keluarga Kudus" Banjarmasin dengan motto tahbisan: "Apostolus Jesu Christi" (Rasul Yesus Kristus). Tugas pertama yang beliau lakukan adalah memisahkan Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur yang telah dijadikan Vikariat Apostolik. Pemisahan ini membawa dampak terjadinya kekurangan tenaga, karena hanya ada 7 orang imam dan 8 orang bruder MSF, serta 8 orang suster SFD. Padahal pada masa itu sedang terjadi perkembangan yang pesat di daerah Barito.
Realitas ini kemudian mendorong MGR. Demarteau mencari tenaga misionaris dari Jerman, Polandia dan Philipina. Perjuangan dan usaha gigih beliau membuahkan hasil nyata dengan hadirnya tenaga misionaris imam dan bruder MSF dari Jerman dan Polandia, imam Maryknoll dari Amerika, suster-suster SPC dari Philipina dan bruder MTB.
MGR. Demarteau dilahirkan pada tanggal 24 Januari 1917 pagi hari, pukul 10.00 waktu setempat, di sebuah desa kecil di Belanda Selatan yang bernama Horn. Beliau lahir dari pasangan Sebastianus Hubertus Demarteau dan Yohanna Moors. Sore harinya, dalam cuaca yang sangat dingin (150C di bawah nol) ditengah berkecamuknya Perang Dunia Pertama, beliau dibaptis dengan nama Wilhelmus. Maka selanjutnya beliau dipanggil "Wim" sebagai nama panggilan akrabnya.
Tidak ada penghargaan dan ucapan syukur kepada MGR. Demarteau yang lebih indah daripada menjadikan motto beliau "Apostolus Jesu Christi," menjadi motto kita bersama. Selamat jalan MGR. Demarteau, semoga teladan dan benih-benih iman yang selama ini Monsinyur taburkan, dapat tumbuh subur dan menjadi berkat bagi kita semua.
Situs Katolisitas Indonesia turut berbela sungkawa atas berpulangnya MGR.W.J Demarteau. MSF semoga jiwa beliau diterima disisi Bapa disurga.
Post a Comment