Pesta ini diperingati/ dikenangkan oleh Gereja setiap tanggal 15 September.
Dimana pesta ini mulai?
Pesta ini mulai di Jerman dan kemudian disebarluaskan oleh Paus Benediktus XIII pada tahun 1721 dengan memasukkannya dalam penanggalan liturgi Romawi.
Mengapa Maria disebut Bunda Berdukacita?
Maria disebut Bunda Berdukacita karena sepanjang perjalanan hidupnya bersama Yesus, Puteranya dalam karya agung penyelamatan umat manusia, Maria mengalami banyak penderitaan dan dukacita. Ia menyertai Yesus hingga akhir hayat-Nya. Oleh karena itu Gereja menamai Maria, Bunda Berdukacita (�Mater Dolorosa�).
Manakah peristiwa-peristiwa yang menunjukkan kedukaan Maria?
Seluruh penderitaan Maria diringkas oleh Gereja dalam 7 jenis kedukaan yang diambil dari 7 peristiwa berikut:
- Kedukaan sewaktu Simeon meramalkan apa yang akan terjadi atas diri Yesus, Anaknya sewaktu ia dan Yusuf mempersembahkan Yesus di Bait Allah.
- Kedukaan sewaktu pengungsian ke Mesir.
- Kedukaan sewaktu ia bersama Yusuf mencari Yesus di Yerusalem.
- Kedukaan sewaktu bertemu dengan Yesus di jalan salib menuju puncak Kalvari.
- Kedukaan sewaktu menyak-sikan Yesus disalibkan dan wafat.
- Kedukaan sewaktu jenazah Yesus dibaringkan di pangkuannya.
- Kedukaan sewaktu Yesus dimakamkan.
Mengapa Maria sanggup menanggung semua kedukaan itu?
Maria sanggup menanggung semua penderitaan itu dengan tabah karena iman. Ia telah mengatakan dengan bebas kepada Malaekat Allah: �Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataan-mu itu�. Ia setia menanggung segala resiko atas jawaban �ya� pada kehendak Allah.
Apa makna/pesan bagi kita?
- Dengan meneladani Bunda Maria Berdukacita, semoga kita pun dapat mempersatukan segala penderitaan kita dengan sengsara Kristus, serta menghadapinya dengan tabah, penuh kasih dan iman.
- Kita yang menjadi murid-murid Yesus dituntut untuk menyadari realitas iman dengan belajar pada Bunda Maria. Tetap tabah dan tekun memanggul salib dan pen-deritaan kita setiap hari.
Salib, penderitaan dan dukacita adalah sesuatu yang dasariah dalam penghayatan iman kita akan Yesus, sebagai sarana pemurnian iman kita. Sebab melalui penderitaan dan salib itu, seperti yang telah diajarkan dan dilaksanakan oleh Yesus, kita akan mencapai kejayaan dan kemenangan.
~P. Yulius Tangke Bandaso, SX
Sumber: https://santopauluspku.wordpress.com/2014/09/15/santa-parawan-maria-berduka-cita/
Post a Comment