Santo Isidorus dari Sevilla


Isodorus lahir di Cartagena, Spanyol pada tahun 560. Ia dikenal sebagai seorang Uskup yang tergolong dalam bilangan pujangga gereja karena perjuangannya demi kemajuan gereja, kebudayaan dan pendidikan di Spanyol. Ia dididik di Sevilla oleh Leander, kakaknya sendiri, yang pada waktu itu menjabat sebagai Uskup Sevilla. Selagi duduk di bangku sekolah, ia tidak mencapai kemajuan berarti dalam berbagai ilmu yang diperolehnya. Walaupun ia belajar dengan penuh semangat, namun hasil yang diperolehnya tidaklah memuaskan. Hal ini menimbulkan kekecewaan besar; ia pun menyerah, putus asa, dan tidak mau lagi berjuang. Lalu ia memutuskan untuk pulang saja ke kampung halamannya.

Dalam perjalanan pulang ke kampung halamannya, ia mendapat suatu pengalaman menarik di sebuah sumber air. Di sumber air itu, ia melihat suatu batu besar yang berlubang karena titik-titik air yang menimpanya. "Mengapa batu yang demikian keras dapat ditembusi oleh titik-titik air yang lemah dan tak berdaya itu?" tanyanya dalam hati. Pengalaman ini menumbuhkan suatu kesadaran baru dalam hati. Lalu ia memutuskan kembali kepada kakaknya Leander untuk melanjutkan studinya.

Isodorus mendapat pendidikan yang keras di bawah bimbingan kakaknya Leander. Pengalaman di sumber air itu memberinya semangat baru untuk terus tekun belajar dan pantang mundur. Akhirnya ia memetik hasil gemilang. Ia menjadi seorang yang pintar dan bijaksana. Sepeninggal kakaknya Leander, ia ditabhiskan menggantikan Leander pada tanggal 13 Maret 619. Pekerjaan dan rencana-rencananya untuk memajukan keuskupan Sevilla, terutama mempertobatkan suku Goth Barat yang sesat, diteruskan dan diselesaikan. Ia pun tegas terhadap semua ajaran sesat yang berkembang di dalam keuskupannya dengan membuat peraturan-peraturan baru.

Selama masa kepemimpinannya sebagai Uskup Sevilla, Isodorus memimpin Konsili Sevilla kedua pada tahun 916 dan Konsili Toledo keempat pada tahun 633. Pada Konsili ini, ia memperjuangkan agar setiap keuskupan di Spanyol didirikan sebuah seminari atau Sekolah Katedral. Selain itu ia berjuang meningkatkan studi kedokteran, hukum, seni, bahasa Yunani dan Hibrani. Selama 36 tahun ia berkarya mengabdikan dirinya demi kemajuan keuskupan Sevilla. Ia membangun gereja-gereja, biara-biara, terutama menulis buku-buku ilmiah yang diberi judul "Etymologiae" atau "Orginis", buku biografi, sejarah dunia mulai dari penciptaan, karya-karya teologi, aturan-aturan biara dan sejarah suku Vandal, Goth, dan Suevi. Selain itu, ia menyelesaikan sebuah karya tulis dari Leander kakaknya, yakni Misale Mozarabik yang ditujukan untuk mempertobatkan suku bangsa Goth. Buku-buku yang ditulisnya dipakai di seluruh Eropa selama berabad-abad.

Meskipun dia sibuk dengan berbagai tugas, ia selalu menyempatkan diri untuk berdoa, berpuasa dan merenungkan Kitab Suci. Semuanya ini menjadikan dia sebagai seorang uskup yang saleh, bijaksana dan rendah hati. Seluruh umat sangat senang dengan dia karena kasih sayangnya kepada mereka. Ia meninggal dunia pada tahun 636. Kemudian pada tahun 1598 digelari kudus dan tahun 1722 digelari sebagai pujangga gereja. 

Dominus illuminatio mea

Post a Comment

Previous Post Next Post