Latest News

Saturday, January 26, 2019

Hari Sabat, Mengapa Dipindah ?


Di artikel sebelumnya, saya menuliskan bahwa saya akan membahas Sabat dan Minggu sekali dan selamanya. Ternyata saya mendapati sebuah artikel lain yang menunjukkan tindakan Gereja Katolik berkaitan dengan ini adalah tindakan yang benar. Tidak bisa menahan untuk tidak berbagi, izinkan saya menulis artikel kedua.

Di artikel sebelumnya, saya menuliskan bahwa perayaan Sabat adalah manifestasi disipliner dari sebuah perintah lain yang lebih fundamental. Perintah fundamental ini tidak boleh diubah tetapi manifestasi disiplinernya dapat diubah. Kali ini kita akan membahas mengapa Gereja melihat perayaan Sabat sebagai manifestasi disipliner, dan apa sesungguhnya perintah fundamental yang nampaknya terkubur terlupakan.
Perayaan Sabat adalah manifestasi disipliner dan mengapa Gereja memindahkannya ke Hari Minggu:
  1. Kubur Yesus yang kosong,
    sebuah ikon
    Perintah untuk berhenti bekerja bukanlah monopoli hari Sabat. Coba lihat Im 23:33-36. Di sana tercatat perintah Tuhan kepada Israel untuk mengadakan pertemuan kudus, mempersembahkan korban api-apian dan berhenti bekerja berat pada hari ..., pertama dan kedelapan. Silakan lihat sendiri bila tidak percaya. Hari pertama dan kedelapan bearti hari pertama dalam suatu pekan, atau hari Minggu. Tuhan tidak membatasi perintah berhenti dan menguduskan hanya pada hari Sabat.

  2. Hari Sabat adalah hari ketujuh. Kata “tujuh” dalam bahasa Ibrani adalah “sheba”. Kata ini sendiri berakar dari kata “shaba”, yang bearti “mengadakan perjanjian”. Dengan memberikan perintah merayakan hari Sabat, Allah mengadakan perjanjian dengan Israel dalam konteks ciptaan lama. Inilahmakna fundamental Sabat, tanda Perjanjian. Makna inilah yang harus dipertahankan sedangkan perayaan Sabat hanyalah manifestasi disipliner. Inilah salah satu tanda Perjanjian Lama. Tanda lain misalnya sunat.

The Emmaus Pilgrim,
oleh Rembrandt
Untuk Gereja yang adalah ciptaan baru (2 Kor 5:17), apa tanda yang dipakai? Mari kita lihat perkataan Yesus sendiri. Tanda Perjanjian Baru adalah Kurban Penyaliban Yesus sendiri, Tubuh dan DarahNya (Mat 26:28, Mrk 14: 24, Luk 22:20). Sekarang kapankah Tuhan Yesus merayakan Perjamuan? Pertamuan Terakhir diadakan pada hari Kamis. Tetapi Tuhan Yesus mengadakan Perjamuan sekali kali setelah KebangkitanNya, yaitu pada hari pertama dalam pekan itu, hari Minggu. Silakan lihat di Luk 24:1,13,30. Benar tindakan Gereja untuk merayakan perjanjian Baru dalam Yesus pada Hari Tuhan, Minggu.
  1. Silakan cari di seluruh Injil perintah apa dari kesepuluh Hukum Musa yang tidak pernah disebutkan oleh Yesus. Yesus menyebutkan perintah pertama pada Mat 4:10. Perintah kedua diulang oleh Yesus pada Mat 5:33-34. Perintah keempat, kelima, keenam, ketujuh dan kedelapan disebutkan dalam Mat 19:18-19. Perintah kesembilan di Mat 5:28. Perintah kesepuluh di Mat 19:19. Mengenai perdebatan penomoran Hukum Musa akan dibahas lain waktu.

Perintah ketiga mengenai Sabat tidak pernah disebutkan Yesus, malah berkali-kali pelaksanaannya didebat oleh Yesus. Memang menurut Yesus, perayaan Sabat adalah manifestasi disipliner. Yesus membawa Perjanjian Baru yang menyempurnakan Perjanjian Lama. Tanda perjanjian Lama pun akan disempurnakan oleh tanda Perjanjian Baru. Silakan lihat Ibr 8:113 yang menunjukkan usangnya Perjanjian Lama (dan tandanya).
  1. Coba perhatikan kapan Gereja didirikan? Pada saat Pentakosta, Gereja menerima Roh Kudus. Kapan hari Pentakosta? Lima puluh hari setelah kebangkitan Yesus. Kebangkitan Yesus terjadi pada hari Minggu dan hari kelima puluh setelah itu adalah ..., hari Minggu.
Pentakosta,
Ikon Gereja Orthodox
Nampaklah bahwa perayaan Hari Minggu adalah tindakan yang benar.

Referensi

Hellmann JR. Sabbath and The First Day. 2008. http://www.defendingthebride.com/mc/sa/sab1.html  

http://ipsaconteretcaputtuum.blogspot.com/2012/01/sabat-mengapa-dipindah.html

No comments:

Post a Comment

Tags