Setelah yakin bahwa Tuhan Yesus wafat pada hari Jumat dan hipotesis Penyaliban Rabu/Kamis didasarkan pada kesalah pahaman bahasa dan demi berkelit dari keberatan Muslim terhadap tandaYunus, sekarang pertanyaannya berkembang menjadi Tuhan Yesus disalibkan pada tanggal berapa dalam kalender Gregorian? Jika memang tanggal Gregorian tersebut bisa ditemukan, dalam kalender Yahudi tanggal tersebut 14 Nisan atau 15 Nisan?
Crucifixion, Anthony van Dyck |
Dua hal yang harus dipegang teguh sebelumnya adalah Tuhan Yesus wafat pada hari Jumat (silakan lihat di sini) dan Tuhan Yesus wafat dalam pemerintahan Pontius Pilatus sebagai wali negeri (Mat 27:2; Mrk 15:1; Luk 23:1; Yoh 18:29; Syahadat Para Rasul; catatan sejarawan Tacitus). Pontius Pilatus menjabat wali negeri Yudea pada tahun 26-36 M. Dalam waktu sepuluh tahun inilah, Tuhan Yesus disalibkan.1
Sekarang kita hanya perlu mencari hari jumat mana sajakah dari kesepuluh tahun itu yang jatuh dekat-dekat perayaan Paskah Yahudi (14/15 Nisan). Totalnya ada 5 hari jumat yang berpotensi menjadi hari penyaliban Tuhan Yesus, yaitu: 1
Kalender Yahudi | Kalender Gregorian |
14 Nisan | 11 April 27 |
7 April 30 | |
3 April 33 | |
15 Nisan | 11 April 27 |
23 April 34 |
Dengan dicoretnya tahun 27 M dan 34 M, ini berarti Tuhan Yesus tidak wafat pada 11 April 27 dan 23 April 34, atau dengan kata lain, Tuhan Yesus tidak wafat pada tanggal 15 Nisan dalam kalender Yahudi. Tuhan Yesus wafat pada tanggal 14 Nisan, pada hari di mana anak domba Perjanjian Lama disembelih. 1
Ini cocok dengan keterangan St. Paulus, bahwa Anak Domba Paskah Perjanjian Baru (yaitu Tuhan Yesus) telah disembelih (1 Kor 5:7) dan Tuhan Yesus bangkit sebagai yang sulung (1 Kor 15:20), sebuah analogi dari praktik Yahudi mempersembahkan hasil panen pertama di Bait Allah pada tanggal 16 Nisan, tiga hari setelah 14 Nisan, cocok dengan Kebangkitan Kristus sebagai yang sulung. Penyaliban pada tanggal 15 Nisan berarti Tuhan Yesus bangkit pada tanggal 17 Nisan, tidak cocok dengan persembahan hasil panen pertama. 1
Nah sekarang tinggal 2 kandidat, yaitu 7 April 30 atau 3 April 33. Humprey dan Waddington memilih tanggal 3 April 33 sebagai tanggal pasti menurut mereka berdasarkan fenomena gerhana bulan (silakan melihat lebih lanjut dengan menklik link di referensi). Para ahli lain berpendapat lain dan belum ada kepastian dari kedua tanggal Gregorian ini. Namun yang pasti Tuhan Yesus wafat pada tanggal 14 Nisan.1
Kel 12:3 memang mengatur bahwa anak domba paskah harus dipilih dan dikurung pada tanggal 10 Nisan. Jika 14 Nisan jatuh pada Kamis petang hingga Jumat petang, berarti 10 Nisan mulai Minggu petang-Senin petang. Ini bukan masalah karena mungkin saja Tuhan Yesus mulai dielu-elukan oleh penduduk Yerusalem pada Minggu siang dan barulah tiba di Yerusalem pada Minggu petang. Jadi Tuhan Yesus memenuhi Kel 12:3 sementara Gereja Katolik tidak salah memperingati penyambutan oleh penduduk Yerusalem pada hari Minggu.
Sekarang marilah kita melihat satu kontroversi lagi, yaitu Perjamuan Terakhir. Ketiga Injil Sinoptik menggambarkan Perjamuan Terakhir sebagai Perjamuan Paskah (setidaknya terjadi pada saat bersamaan dengan perayaan Paskah Yahudi).
the Last Supper, Leonardo da Vinci |
“Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi datanglah murid-murid Yesus kepadaNya dan berkata: Di mana Engkau kehendaki kami mempersiapkan Perjamuan Paskah bagiMu?” (Mat 26: 17, LAI-TB)
“Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi, pada waktu orang menyembelih domba Paskah, murid-murid Yesus berkata kepadaNya: Kemana Engkau kehendaki kami pergi untuk mempersiapkan Perjamuan Paskah bagiMu?” (Mrk 14:12, LAI-TB)
“Maka tibalah hari raya Roti Tidak Beragi, yaitu hari di mana orang harus menyembelih domba Paskah. Lalu Yesus menyuruh Petrus dan Yohanes, kataNya: Pergilah, persiapkanlah Perjamuan Paskah bagi kita supaya kita makan” (Luk 22:7-8, LAI-TB)
Kel 12:6 mengatur anak domba Paskah Yahudi dikurung hingga tanggal 14 Nisan dan disembelih pada petang, yaitu pada akhir hari tanggal 14 Nisan. Daging anak domba dimakan pada malam hari sesuai Kel 12:8. Ini berarti Tuhan Yesus, sebagai Anak Domba Perjanjian Baru, dikorbankan pada akhir hari tanggal 14 Nisan, tidak mungkin Tuhan Yesus melakukan Perjamuan Terakhir sesuai keterangan Injil Sinoptik. Pastilah Perjamuan Terakhir terjadi sebelum Hari Raya Paskah. Sebenarnya Injil Yohanes telah memberikan petunjuk akan hal itu.
“Sementara itu sebelum hari raya Paskah dimulai, Yesus telah tahu bahwa saatNya telah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa” (Yoh 13:1, LAI-TB, narasi pencucian kaki yang dilanjutkan Perjamuan Terakhir)
“Maka mereka membawa Yesus dari Kayafas ke gedung pengadilan. Ketika itu hari masih pagi. Mereka sendiri tidak masuk ke dalam gedung pengadilan itu, supaya jangan menajiskan diri, sebab mereka hendak makan Paskah.” (Yoh 18:28)
Pertentangan kapan Perjamuan Terakhir di antara kedua Injil, yaitu Sinoptik dan Yohanes, ini telah lama diketahui dan menimbulkan pertanyaan ‘jangan-jangan Perjamuan Terakhir bukan Perjamuan Paskah Yahudi (Seder)’
Keraguan ini diakui oleh Paus (saat ini Emiritus) Benediktus XVI dalam bukunya. Beliau mengutip Mrk:
“Hari raya Paskah dan hari raya Roti Tidak Beragi akan mulai dua hari lagi. Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat mencari jalan untuk menangkap dan membunuh Yesus dengan tipu muslihat, sebab mereka berkata: Jangan pada waktu perayaan, supaya jangan timbul keributan di antara rakyat” (Mrk 14:1-2, LAI-TB)
Lukas, lebih lanjut, semakin membuat kita bingung dengan memberikan petunjuk kabur.
“KataNya kepada mereka: Aku sangat rindu makan Paskah ini bersama-sama dengan kamu, sebelum Aku menderita” (Luk 22:15, LAI-TB)
Ayat ini ambigu. Ayat ini dapat berarti perjamuan yang sedang dirayakan oleh Tuhan Yesus (Perjamuan Terakhir) saat itu adalah Perjamuan Paskah, namun ayat yang sama dapat berarti bahwa Tuhan Yesus tidak mungkin mengikuti Perjamuan Paskah Yahudi. 2
Memang Seder yang dilakukan oleh orang Yahudi Modern saat ini baru berkembang sekitar tahun 70 M sehingga kita tidak mengetahui dengan pasti seperti apa Seder (Perjamuan Paskah Yahudi) sewaktu Tuhan Yesus hidup di bumi3 tetapi bila kita bandingkan apa yang terjadi selama Perjamuan Terakhir dengan Seder, kita akan mendapati beberapa perbedaan, yaitu:
a. Perjamuan Terahir tidak diceritakan memiliki sayuran pahit, sementara Seder memilikinya (Kel 12:8)
b. Perjamuan Terakhir bahkan tidak diceritakan memiliki daging anak domba sementara Seder memilikinya (Kel 12:8)
the Last Supper, Andrea del Sarto |
Nampaknya Paus Em. Benediktus XVI setuju bahwa Tuhan Yesus (sadar bahwa DiriNya) tidak mungkin merayakan Seder sehingga Ia mengundang Para Rasul untuk merayakan suatu perjamuan istimewa, yang memang secara teknis bukan Seder, di mana Tuhan Yesus menyediakan DiriNya sebagai Anak Domba Paskah, sebagai antisipasi PenyalibanNya, yang adalah penebusan umat manusia dari perbudakan dosa. Dalam arti ini, Perjamuan Terakhir adalah Perjamuan Paskah.2
the Last Supper, Gebhard Fugel |
We have likewise defined that the Body of Christ is truly effected in unleavened or leavened wheaten bread and that priests ought to effect the Body of Our Lord in either one of these, and each one namely according to the custom of his Church, weather that of the West or of the East.
Namun sesuai dengan tradisi dan KHK 926, semua pastor Gereja Katolik Roma harus menggunakan roti tidak beragi. Tetapi ini tidak serta merta mengatakan bahwa penggunaan roti beragi oleh Gereja Orthodox salah karena penggunaan tersebut telah sesuai dengan Konsili Florence. Tidak salah ketika Gereja Katolik mengakui bahwa Sakramen Ekaristi Gereja Orthodox sah. 4
Marilah kita berdoa untuk persatuan kedua Gereja.
Referensi
1. Humprey and Waddington. The Date of Crucifixion. JASA 37 (March 1985): 2-10.http://www.asa3.org/ASA/PSCF/1985/JASA3-85Humphreys.html. Sebenarnya karya mereka pertama kali diterbitkan dalam Nature, namun untuk edisi Nature tersebut tidak gratis. Saya menggunakan suatu sumber yang menampilkan karya mereka dari JASA.
2. Ratzinger J. Pope Benedict XVI: the Last Supper. Catholic Herald. 2011.http://www.catholicherald.co.uk/features/2011/03/02/pope-benedict%E2%80%88xvi-the-last%E2%80%88supper/. Sari dari buku Jesus of Nazareth, part II. Ini adalah pendapat teologis Paus Benediktus XVI pribadi. Buku ini tidak termasuk dalam Magisterium Gereja Katolik, dengan kata lain buku ini tidak dijamin bebas dari kesalahan.
3. Klawans J. Was Jesus’ Last Supper a Seder? Biblical Archeology. 2012.http://www.biblicalarchaeology.org/daily/people-cultures-in-the-bible/jesus-historical-jesus/was-jesus-last-supper-a-seder
Post a Comment